Teknologi bioenergi menggunakan sumber daya
biomassa terbarukan untuk menghasilkan sejumlah produk energi terkait antara
lain listrik,bahan bakar cair,padat dan gas,panas,material kimia dan
sebagainya. Bioenergi berada pada level kedua setelah hidropower dalam produksi
energi primer terbarukan di Amerika Serikat.
Biomassa (bahan organik) dapat digunakan
untuk menyediakan panas, membuat bahan bakar,dan membangkitkan listrik. Ini
disebut bioenergi. Kayu sebagai sumber terbesar dari bioenergi telah digunakan
untuk menyediakan panas selama ribuan tahun. Tetapi masih banyak tipe lain dari
bioenergi,seperti tanaman,sisa-sisa pertanian atau kehutanan,dan kompunen
organik dari sampah kota
dan industri,yang sekarang dapat digunakan sebagai sumber energi. Saat
ini,banyak sumber daya bioenergi diperbaharui melalui pengolahan energi dari
hasil panen seperti pohon dan rumput-rumputan yang cepat tumbuh, yang disebut
bioenergi cadangan makanan.
Tidak seperti sumber daya energi terbarukan
lainnya, biomassa dapat di konversi langsung menjadi bahan bakar cair untuk
kebutuhan tranportasi kita. Dua bahan bakar bio yang paling umum adalah ethanol
dan biodiesel. Ethanol merupakan alkohol yang di buat dengan fermentasi
biomassa dengan kandungan hidrokarbon yang tinggi seperti jagung melalui proses
yang sama untuk membuat bir. Ethanol paling sering digunakan sebagai additif
bahan bakar untuk mengurangi emisi CO dan asap lainnya dari kendaraan.
Biodiesel merupakan ester yang di buat menggunakan minyak tanaman, lemak
binatang, ganggang, atau bahkan minyak goreng bekas. Biodiesel dapat di gunakan
sebagai additif diesel untuk mengurangi emisi kendaraan atau dalam bentuk
murninya sebagai bahan bakar kendaraan.
Panas dapat di gunakan untuk mengubah
biomassa secara kimiawii menjadi bahan bakar minyak yang dapat di bakar seperti
minyak tanah untuk membangkitkan listrik. Biomassa dapat juga langsung di bakar
untuk menghasilkan uap untuk pembangkitan listrik atau proses manufaktur. Dalam
sistem pembangkit, turbin kayu dan kertas, serpihan kayu kadang langsung di
masukkan keboiler untuk menghasilkan uap untuk proses manufaktur atau
menghangatkan ruangan. Beberapa sistem pembangkit berbahan bakar batu bara
mengguanakan biomassa sebagai sumber energi tambahan dalam boiler efisiensi
tinggi untuk mengurangi emisi.
Gas juga dapat di hasilkan dari boimassa
untuk membangkitkan listrik. Sistem gasifikasi menggunakan temperatur tinggi
untuk mengubah biomassa menjadi gas (campuran dari hidrogen, CO dan metana).
Bahan bakar gas menggerakkan turbin yang sangat mirip dengan mesin jet, tetapi
untuk membangkitkan listrik bukan memutar baling-baling jet. Biomassa yang
membusuk di tanah juga menghasilkan gas metana yang dapat di bakar dalam boiler
untuk memproduksi uap untuk pembangkitan listrik atau untuk proses industri.
Teknologi baru dapat memudahkan penggunaan
bahan kimia dan material bio untuk membuat produk seperti anti beku, plastik,
barang-barang lain yang saat ini di buat dari minyak. Pada beberapa kasus
produk tersebut dapat di hancurkan secara biologi.
(1) Pengelolaan Sumberdaya Biomassa
Yang termasuk sumberdaya biomassa adalah semua
bahan organik yang pada dasarnya dapat di perbarui termasuk tanaman dan pohon
khusus untuk energi tersebut, tanaman pangan, sampah dan sisa tanaman pertanian,
sisa dan sampah kehutanan, tanaman air, kotoran hewan dan sampah perkotaan, dan
material sampah lain. Penanganan material, logistik dan infrastuktur
pengumpulan merupakan aspek penting dalam rantai suplai sumber daya biomassa.
Sumber-sumber biomassa antara
lain:
§ Tanaman khusus energi
Berupa tanaman hijau yang dapat di panen
setiap tahun setelah menunggu 2-3 tahun untuk mencapai produktivitas penuh,
antara lain tanaman rumput-rumputan seperti semak, meschantus (rumput
gajah), bambu, tebu, fescue, kochia, tanaman gandum dsb.
§ Pohon Khusus Energi
Kayu siklus pendek merupakan
pohon berkayu keras yang cepat tumbuh dan di panen dalam 5-8 tahun setelah
penanaman. Umumnya berupa pohon hibrida.
§
Tanaman
Industri
Tanaman
industri di kembangkan untuk menghasilkan material atau bahan kimia khusus untuk industri, antara
lain kenaf dan jerami untuk serat optik, dan pohon jarak untuk untuk
asam ricinoleic. Tanaman trangenik baru sedang di kembangkan untuk
menghasilkan bahan kimia yang di inginkan yang hanya membutuhkan ekstrasi dan
pemumian produk.
§
Tanaman
pertanian
Yang termasuk dalam cadangan
makanan ini antara lain produk bahan pokok seperti tepung jagung dan minyak
jagung, minyak dan bahan makanan dari kacang kedelai, tepung terigu, minyak
sayur lain, dan semua tanaman bahan pokok lainnya. Umumnya bahan-bahan tersebut
menghasilkan gula, minyak dan bahan-bahan baku ,
namun dapat juga menghasilkan plastik dan bahan-bahan kimia.
§
Tanaman air
§
Sisa-sisa
tanaman pertanian
Yang termasuk di sini adalah
biomassa, batang dan daun, yang tidak di panen atau di buang dari ladang kerena
alasan komersil, misalnya sisa jagung (batang, daun, kulit buah, dan tongkol
jagung), jerami gandum, dan jerami padi.
§
Sisa-sisa
hasil hutan
Sisa-sisa hasil hutan adalah
biomassa yang tidak di manfaatkan atau di buang dari lokasi pengolahan kayu
baik dari pengolahan komersil maupun dari operasi manajemen kehutanan seperti
tebang pilih dan pembuangan tunggul-tunggul kayu.
§
Sampah
perkotaan
Sampah-sampah rumah tangga, pasar
dsb memiliki kandungan yang berasal dari material organik yang merupakan sumber
daya energi terbarukan. Sampah kertas, kardus, sampah kayu dan sampah di
halaman rumah adalah contoh sumber daya biomassa dalam sampah perkotaan
§
Sisa
pengolahan biomassa
Semua pengolahan biomassa
menghasilkan produk sampingan dan aliran sampah yang di sebut limbah, yang
memiliki potensi energi. Sisa-sisa tersebut gampang di gunakan karena telah di
pilih, sebagai contoh pemrosesan kayu untuk produk atau pulp menghasilkan sisa
gergajian dan tumpukan kulit kayu, ranting-ranting dan daun-daun / biji-bijian.
§
Kotoran
hewan
Ladang dan operasi pemrosesan
hewan, membuang sampah yang merupakan sumber kompleks material organik. Sampah
ini dapat di gunakan untuk membuat berbagai produk termasuk energi.
Peningkatan dalam bidang pertanian akan
membawa peningkatan hasil-hasil biomassa, pengurangan biaya pengolahan dan
peningkatan kualitas lingkungan. Elemen kuncinya antara lain teknologi genetika
tanaman dan pemuliaan, teknik analitik dan evaluasi baru serta pengembangan
alat bantu untuk memungkinkan penentuan tanaman yang tepat untuk di tanam.
Sistem penanganan material biomassa,
merupakan bagian yang cukup besar dalam modal investasi dan biaya operasi dalam
fasilitas konversi energi bio. Kebutuhannya tergantung pada tipe biomassa yang
akan di olah dalam teknologi konversi seperti halnya kebutuhan gudang cadangan
makanan, diantaranya penyimpanan biomassa, penanganan, pengangkutan,
pengurangan ukuran, pembersihan, pengeringan serta peralatan dan sistem
pencedokannya.
(2)
Biopower
Teknik
biopower telah terbukti merupakan salah satu pilihan pembangkitan listrik di
negara Amerika Serikat dengan kapasitas terpasang sebesar 10 GW (bandingkan
dengan kapasitas terpasang Jawa-Bali15 GW ). Semuanya berdasar pada teknologi mature
direct-combustion. Pengembangan untuk efisiensi di masa mendatang adalah
pembangkaran biomassa bersama-sama dalam bioler batubata eksisting dan
pengenalan sistem combined-cycle gasifikasi efisiensi tinggi, sistem
fuel cell, dan sistem modular.
Teknologi pemanfaatan biomassa untuk
energi atau cadangan energi berdasar pada sistem:
§
Pembakaran
langsung
Pembakaran langsung melibatkan
pembakaran biomassa dengan udara berlebihan, menghasilkan gas asap panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap di dalam bagian pertukaran panas dari boiler.
Uap digunakan untuk menghasilkan listrik dalam generator turbin uap.
§
Pembakaran
bersama
Pembakaran bersama mengarah pada
penggunaan biomassa dalam boiler pembakar batubara efisiensi tinggi sebagai
sumber energi tambahan. Pembakaran bersama sudah dievaluasi untuk berbagai
teknologi boiler termasuk batubara bubuk, cyclone, fluidized bed dan spreader
stokers. Untuk perusahaan utilitas dan pembangkitan dengan sistem
pembakaran batubara, pembakaran bersama dengan biomassa dapat merepresentasikan
salah satu pilihan energi terbarukan berbiaya rendah.
§
Gasifikasi
Gasifikasi biomassa untuk
menghasilkan energi melibatkan pemanasan biomassa dalam lingkungan beroksigin
rendah untuk menghasilkan gas berkalori sedang atau rendah. Biogas ini kemudian
digunakan sebagai bahan bakar dalam unit pembangkit listrk combined cycle yang
terdiri atas turbin gas di siklus atas dan turbin uap di siklus bawah.
Limbah kayu mempunyai kandungan kalori yang
rendah, sehingga diperlukan tungku pembakaran yang efisien karena besarnya
massa bahan bakar yang harus dimasukkan ke dalamnya. Hal inilah yang menjadi
penyebab mengapa PLTU Biomassa memiliki efisiensi rebih rendah dibandingkan
batubara. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan pencampuran (blending)
dengan biomassa/material yang memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi.
Kondisi rendahnya kalori yang dikandung material biomassa mengharuskan
penggunaan boiler khusus dengan tempat pembakaran bervolume lebih besar
dibandingkan bahan bakar batubara yang kandungan kalorinya 2 kali lebih tinggi,
menyebabkan biaya pembangunan PLTU Biomassa akan lebih tinggi dibandingkan PLTI
Batubara.
Walaupun secara kasar dipandang kurang ekonomis,
ada beberapa pertimbangan yang mendukung kelayakan realisasi PLTU Biomassa
antara lain:
§
Ketersediaan
bahan bakar di alam dapat dikatakan tidak terbatas,karena merupakan bahan
terbarukan.
§
Untuk tujuan
yang khusus seperti pertimbangan sosial dan lingkungan misalnya masalah sampah
atau limbah yang akan menjadi masalah besar terhadap masyarakat di masa
mendatang.
§
Kontribusi
yang lebih kecil terhadap pencemaran dan efek rumah kaca di bandingkan
batubara.
(3)
Aspek
pengembangan
§
Kombinasi
panas dan listrik
Kombinasi panas dan listrik ini merupakan
co-generation yang memberikan efisiensi tinggi dengan menggunakan listrik dan
keluaran panas pembakaran biomassa tersebut untuk industri.
§
Sistem
listrik modular
Sistem energi kecil dapat digunakan dalam
sistem perkebunan dan secara umum menghasilkan listrik di lokasi yang dekat
konsumen, suatu konsepyang dikenal dengan pembangkitan terdistribusi (distributed
generation)
Teknologi PLTU Biomassa telah digunakan di
Indonesia khususnya pada skala pemakaian sendiri. Sudah mulai dikembangkan di
Indonesia untuk skala utilitas. Saat ini, PLN telah merencanakan pembangunan
PLTU Biomassa di Jakarta untuk mengurangi permasalahan sampah di Jakarta.
(4)
Aspek
Lingkungan
Teknologi bioenergi lebih ramah terhadap
lingkungan di bandingkan teknologi konvensional yang bersumber dari bahan bakar
fosil. Saat ini bahan bakar fosil memberikan konstribusi terbesar terhadap
masalah lingkungan seperti gas-gas rumah kaca, polusi udara dan kontiminasi air
tanah. Teknologi biomassa dapat membantu kita untuk menghilangkan pola
pemakaian energi konvensional untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
§ Kualitas udara
Penggunaan bioenergi dapat mengurangi emisi
NOx, SOx, dan polutan udara lainnya terkait dengan
penggunaan bahan bakar fosil.
§ Perubahan iklim global
Peningkatan emisi dan gas-gas rumah kaca dari
penggunaan bahan bakar fosil, khususnya CO2, telah membuat rumah
kaca semakin tinggi yang umum di sebut perubahan iklim global atau pemanasan
global.
§ Konservasi tanah
Isu konservasi tanah terkait dengan produksi
biomassa antara lain pengendalian erosi tanah, penyimpanan makanan, dan
stabilisasi pinggiran sungai.
§ Konservasi air
Siklus hidup teknologi biomassa dapat
memberikan dampak terhadap stabilitas batas air, kualitas air tanah, aliran dan
kualitas permukaan dan penggunaan air setempat untuk irigasi pertanian dan atau
kebutuhan fasilitas pengolahan.
§ Keaneragaman hayati dan perubahan habitat
Keaneragaman hayati merupakan keragaman
genetika dan spesies mahluk hidup dalam area atau wilayah tertentu. Perubahan
penggunaan lahan untuk menunjang peningkatan produksi biomassa dapat
menyebabkan perubahan habitat dan tingkat keragaman hayati.
(5)
Potensi Energi Biomassa
Gasifikasi adalah konversi termal dari limbah
biomassa / sampah padat untuk dijadikan gas bakar. Di dalam proses gasifikasi,
proses pembakaran dari biomassa dilakukan dengan mengalirkan oksigen dalam
jumlah tertentu agar dihasilkan gas bakar. Gas yang dihasilkan memiliki nilai
kalor medium dan dapat digunakan untuk menjalankan motor bakar atau bahan bakar
boiler, tungku, dan oven. Untuk menghasilkan listrik sebesar 6 MW diperlukan
limbah biomassa (sampah) 500 ton per hari.
Limbah biomassa lainnya yang mudah digunakan
di dalam proses gasifikasi dengan kapasitas pembangkit listrik sampai dengan
100 kW adalah arang, limbah kayu dan tempurung kelapa. Sekam padi dapat
digunakan sebagai bahan bakar sistem gasifikasi tetapi memerlukan disain yang
berbeda dan dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar ganda (dual fuel),
seperti misalnya mesin genset diesel dengan kapasitas pembangkitan listrik 50
kW.
Potensi volume / jumlah sampah padat terbuang
dan potensi jumlah ternak beserta kotorannya yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan biogas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit tenaga listrik. Untuk kota-kota besar seperti Semarang dan
Surakarta dapat dikembangkan pembangkit energi biomassa ini, untuk
kabupaten-kabupaten yang sampahnya tidak mencapai 500 ton/hari dapat bergabung
beberapa kabupaten yang berdekatan untuk membangun pusat pembangkit energi
biomasa ini.
Dengan pusat pembangkit energi biomasa ini
ada dua hal yang sekaligus dapat dicapai yaitu: menghasilkan listrik dan
memecahkan masalah pembuangan sampah.
ada sumbernya ga mbak Diah?
BalasHapus