Minggu, 30 Agustus 2015

SUMBER SUMBER ENERGI

1.                 SEJARAH PENGGUNAAN ENERGI

Negara‑negara maju tidak akan mungkin mencapai tingkat kemajuannya tanpa menggunakan energi secara luas.  Dinegara‑negara maju itu orang cukup menekan tombol maka bereslah semuanya. Tingkat kemajuan seperti ini tidak, mungkin dicapai tanpa melibatkan penggunaan energi secara besar‑besaran.
Untuk negara yang sedang berkembang pekerjaaan masih ada yang dilakukan dengan tangan ataupun dengan bantuan binatang  seperti kerbau atau kuda. Makin maju industri di suatu negara makin banyak tenaga teknis, yaitu tenaga bukan asal manusia atau hewan, digunakan. Namun kini banyak negara berkernbang menyadari pentingnya penggunaan tenaga teknis ini. Sejak dari zarnan prasejarah sampai zarnan awal sejarah hanya kayu yang digunakan untuk keperluan memasak dan pemanasan. Untuk keperluan ini kayu itu diperoleh dari pohon dan hutan si sekitar pemukiman, memang tidak ada pilihan lain dari itu. Setelah manusia lebih maju kayu juga dipakai untuk memenuhi kebutuhan lain, yaitu untuk alat rumahtangga, perahu, dan lain‑‑lain, yang dikerjakan dengan bertukang.
Selain berhasil menggunakan kayu pada awal sejarahnya, manusia membuat penemuan lainnya, yaitu memanfaatkan suatu sumber daya alam lain yang murah dan dapat diperbarui ialah energi angin. Energi angin ini dimanfaatkan untuk pengangkutan, yaitu sebagai daya dorong kapal layar. Pada taraf berikutnya, energi angin ini juga dimanfaatkan untuk menjalankan kipas angin yang menggerakkan pompa air irigasi dan alat periggiling gandum. Kincir angin di negeri Belanda yang tersohor itu merupakan contoh keberhasilan manusia dalam memanfaatkan energi angin.
Pada awal sejarah yang agak lanjut, manusia dapat pula memanfaatkan suatu sumber daya alarn lain, yaitu tenaga air. Sumber energi ini yang merupakan bentuk energi yang terbarukan, dipakai untuk pertukangan dan untuk penggilingan.
Sekitar awal abad ke‑13 suatu bentuk sumber energi baru yaitu batu bara memperkaya spektrum jenis‑jenis energi yang dimanfaatkan manusia. Pada taraf ini pemakaian batu bara masih terbatas untuk memasak dan pemanasan.
Pada abad ke‑18 telah ditemukan mesin uap yang menggunakan batu bara. sebagai sumber energi. Pada tahap ini batu  bara juga berperan sebagai bahan baku untuk membuat kokas yang diperlukan dalam pengerjaan logam. Akibat mesin uap digunakan dalam alat angkut pada awal abad. ke‑19, pemakaian batu bara untuk industri benar‑benar berkembang dengan pesat.
Pada saat yang agak bersamaan, yaitu pada awal abad ke‑19, muncullah energi  baru yang tidak lain adalah  minyak bumi, berperan dalarn pemanasan dan penerangan. Di bidang pemanasan minyak bumi ini mulai mendesak dan menggantikan batu bara. Kemudian setelah minyak bumi juga dapat diperoleh dengan lebih mudah.
Pada akhir abad ke‑19 suatu bentuk energi lain muncul: tenaga listrik sebagai energi sekunder, yang mula‑mula memakai hanya batu bara sebagai bahan bakar utama untuk membangkitnya.  Pada awal abad ke‑20 terlihat adanya pembangkitan tenaga listrik dengan unit‑unit termis yang memakai batu bara dan minyak bumi sebagai bahan bakar. Gas bumi kemudian juga dipakai sebagai bahan bakar dalarn pembangkitan tenaga listrik.
Pada saat yang sama, yaitu awal abad ke‑20 itu, sumberdaya energi air juga, mulai dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik.
Energi listrik, yang semula terutama dipakai untuk penerangan dan untuk menggerakkan motor‑motor dalam industri, menjadi kian penting, karena kemudian juga dipakai untuk memproses logam, pemanasan dan memasak. Gas bumi, yang mula‑mula dipakai untuk membangkit tenaga listrik, kemudian juga berperan dalam pemanasan dan untuk memasak.
Pada awal abad ke‑20 agak lanjut, suatu bentuk energi baru, yaitu energi panas bumi, mulai berperan dalam pembangkitan tenaga listrik dan untuk penggunaan‑penggunaan khusus seperti pemanasan. Menjelang pertengahan abad ke‑20, energi nuklir mulai dimanfaatkan untuk membangkit tenaga listrik dalam unit‑unit yang besar, dan untuk berbagai penggunaan khusus, bom nuklir dan kapal selarn nuklir. Energi surya, yang sebenamya telah digunakan manusia tanpa disadari sepanjang masa, misalnya untuk pengeringan,  Diharapkan energi surya akan dapat memegang peranan yang cukup berarti menjelang akhir abad ini dan mulai awal abad mendatang.
Pertengahan abad ke‑19 motor bakar dan turbin air mulai dikembangkan dan pada akhir abad ke‑19 juga turbin uap mulai memegang peranan. Turbin gas memulai debutnya pada pertengahan pertama abad ke‑20. Keempat mesin dasar ini, yaitu turbin uap, turbin air, turbin gas dan motor bakar merupakan mesin‑mesin dasar. yang terpenting pada saat ini. Turbin uap penting untuk pembangkitan tenaga listrik, dan demikian pula halnya dengan turbin air. Turbin gas banyak.dipakai sebagai mesin penggerak pada pesawat terbang jet, sedangkan motor bakar dipergunakan pada kendaraan seperti mobil dan truk, serta juga untuk pernbangkitan tenaga listrik dan pada pesawat udara yang kecil.

Pola konsumsi energi bagi sektor rumah tangga terlihat pada Gambar 1.

                         



2.                 Energi Fosil

A.         ENERGI BATU BARA
Batu bara terdiri atas, berbagai campuran karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa pengotoran lain.  Sebagian karbon itu tetap padat bilamana dipanaskan, dan sebagian lagi akan berubah menjadi gas dan keluar bersama‑sama unsur‑unsur gas lainnya.  Bagian gas ini mudah terbakar dan menyala terus‑menerus serta agak lebih berasap daripada karbon padat yang membara. Kokas dibuat dengan memanaskan batu bara, sahingga gas dan pengotoran menguap: bagian karbon yang padat itu disebut kokas. Batu bara adalah suatu batu endapan yang terutama berasal dari zat organik. Kebanyakan ahli geologi berpegang pada teori, bahwa tumbuh‑tumbuhan yang sangat lebat, baik pohon‑pohon besar maupun tumbuh‑tumbuhan lainnya, tergenang dalam rawa‑rawa atau air lainnya, kemudian berturut‑turut ditutup oleh endapan endapan lain, biasanya non‑organik. Pengumpulan‑pengumpulan ini mula‑mula menjadi semacam lumpur organik, lambat laun agak mengeras, kemuudian berubah menjadi gambut. Setelah berlalu masa yang lama sekali, lapisan‑lapisan endapan ini mengakibatkan penekanan‑penekanan, sehingga bahan‑bahan gambut ini menjadi lebih keras. Bilamana tekanan‑tekanan itu disertai gerakan‑gerakan atau perubahan‑perubahan lapisan atas kulit bumi, maka penekanan menjadi lebih besar lagi: terjadilah batu bara melalui proses pengarangan.

Pemakaian batu bara

Pola penggunaan langsung batu bara sebagai bahan bakar, banyak mengalami perubahan dalam abad ini. Dalam tahun 1900, batu bara terutama dimanfaatkan di bidang angkutan (kereta api dan kapal laut) dan pemanasan (rumah tangga, komersial dan industri). Kini penggunaan‑penggunaan ini untuk sebagian besar telah diganti oleh minyak dan gas. Batu bara ini paling banyak digunakan untuk membangkit listrik di pusat‑pusat pembangkitan dan dalam industri, terutama industri besi dan baja.
                          
                  



B.         ENERGI MINYAK DAN GAS BUMI

Minyak bumi dan gas alam, kadang‑kadang saling menyaingi, dan kadang‑kadang saling melengkapi batu bara, telah memungkinkan meluasnya industrialisasi sebagaimana terjadi sekarang ini.
Dengan kernudahan penggunaan ini, ditambah dengan efisiensi termis yang lebih tinggi, serta pengurusan dan pengangkutan yang lebih inudah, menyebabkan penggunaan minyak bumi dan gas alam sebagai sumber utama. penyedia energi lebih deras meningkatnya.
Peranan minyak bumi dalam persoalan‑persoalan ekonomi dunia dapat disimpulkan sebagai berikut:
·         Konsumen dan fasilitas konversi paling banyak ada di dalam tangan negara‑negara yang teknis maju;
·         Di Dunia Barat, penambangan dilakukan oleh perusahaan‑perusahaan swasta yang besar, sedangkan di negara negara lainnya, terutama. dimiliki dan dilaksanakan oleh negara;
·         Investasi besar‑besaran, terutama dari negara‑negara Barat, banyak dilakukan di negara. berkernbang, yang memiliki banyak sumber minyak bumi;
·         Nasionalisme politik dan ekonomi merupakan suatu kekuatan aktif dalam pencarian sumber‑surnber minyak bumi;
·         Pemilikan lapangan minyak tidak terbagi rata di antara negara, dan sangat banyak didapat di Timur Tengah. Minyak dan gas bumi terdiri atas berbagai campuran unsur, karbon dan hidrogen, yang biasanya disebut hidrokarbon, ditarnbah beberapa unsur lainnya yang kurang penting. Bahan‑bahan ini kadang‑kadang berupa benda‑benda gas, atau cair, atau benda benda berupa lilin, hal mana terutama tergantung daripada perbandingan karbon dan hidrogen.
Ada yang memperkirakan, sebagaimana halnya dengan batubara, bahwa minyak bumi dan gas alam terjadi dari sumber‑sumber organik, yang dewasa ini didapatkan dalam letak‑letak endapan. Namun asal‑usulnya berbeda daripada batu bara. Pengetahuan mengenai asal‑usul minyak bumi dan gas alam ini, sebenarnya tidaklah begitu pasti. Dugaan yang semakin diterima dewasa ini, adalah bahwa minyak bumi dan gas alam ini terjadi karena perubahan kimiawi daripada kehidupan tumbuh tumbuhan dan binatang‑binatang kecil, terutarna plankton yang pernah tertimbun dalam‑dalam di lumpur di bawah perairan dan rawa. Setelah lumpur tertindih oleh endapan‑endapan lain, terjadi kompresi. Kemungkinan, sebagai sebagian reaksi terhadap kompresi tersebut, titik‑titik rninyak burni berpindah, diaktivir oleh gas alam yang terjadi dalam urutan pengusahaan perminyakan terdapat empat jenis kegiatan yang berbeda.

·         Pertama adalah pencarian daripada sumber sumber minyak, yang biasanya disebut eksplorasi.
·         Kedua adalah pengelolaan daripada tambang‑tambang minyak untuk menghasilkan minyak mentah, biasanya disebut produksi.
·         Ketiga adalah pengangkutan dari pada minyak dari tempat tempat produksi ke tempat‑tempat pemakaian, biasanya disebut transportasi.
·         Keempat adalah usaha memperoleh jenis‑jenis produksi dari minyak tersebut, yang biasanya disebut penyulingan .

Tiap kegiatan mempunyai teknologi sendiri, dan sering diusahakan secara terpisah atau tersendiri oleh perusahaan‑perusahaan.


C   Energi Air

1.     Energi Air Terjun

Potensi tenaga air dan pemanfaatannya pada umumnya berlainan, bila dibandingkan dengan penggunaan tenaga berasal dari misalnya bahan bakar fosil.
·         Pertama, sumber tenaga air secara teratur dibangkitkan kembali karena pernanasan lautan oleh penyinaran matahari, sehingga merupakan suatu sumber yang secara siklis diperbarui. Gambar 3  memperlihatkan siklus hidrologik daripada air. Oleh karena itu tenaga air disebut sebagai suatu sumberdaya energi terbarukan.
·         Kedua, potensi secara keseluruhan daripada tenaga air relatif kecil bila dibanding-kan dengan jumlah sumber bahan bakar fosil, sekalipun misalnya seluruh potensi tenaga air ini dapat dikernbangkan sepenuhnya.
·         Ketiga, penggunaan tenaga air pada umumnya merupakan pemanfaatan multiguna, karena biasanya dikaitkan dengan irigasi, pengendalian banjir, perikanan, rekreasi . Bahkan sering terjadi bahwa pernbangkitan tenaga listrik hanya merupakan manfaat sampingan, dengan misalnya irigasi, atau pengendalian banjir, sebagai penggunaan utama. .
·         Keempat, pembangkitan listrik dari tenaga air dilakukan tanpa ada perubahan suhu. Tidak ada peningkatan suhu karena misalnya adanya suatu proses pembakaran bahan bakar. Karenanya, mesin mesin hidro mempunyai masa manfaat yang biasanya lebih lama daripada mesin‑mesin termis.



Gambar  4 , memperlihatkan secara skematis tepi sebuah danau dengan sebuah
bendungan besar A.  Dari bendungan ini melalui suatu saluran terbuka dan bendungan ambil air B, air dimasukkan ke dalam pipa tekan, yang membawa air ke turbin air melalui sebuah katup.  Untuk menghindari, bahwa pada perubahan‑perubahan beban yang mendadak, terutarna bilamana beban secara tiba‑tiba jatuh, dapat terjadi kerusakan pada pipa tekan, dibuat sebuah tangki pendatar pada pipa tekan tersebut, sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Di sebelah atas, pipa tekan itu ialah terbuka, sedangkan tepi atasnya terletak lebih tinggi daripada permukaan air yang tertinggi. Dengan demikian, bilamana terjadi bahwa beban jatuh secara mendadak, energi kinetis daripada air yang mengalir itu dapat ditampung atau dinetralisasi oleh  tangki pendatar.




Gambar  5. Skema Danau, Tangki Pendatar dan Pipa Pesat.


2.     Energi Pasang Surut

Banyak gaya dan kekuatan yang mempengaruhi lautan di permukaan bumi. Salah satu kekuatan yang bekerja terhadap air bumi adalah pengaruh massa bulan yang mengakibatkan adanya gaya tarik, sehingga menjelma suatu gejala yang dikenal sebagal pasang dan surut laut yang terjacli secara teratur, sekalipun bulan terletak lebih dari 400.000 kilometer dari bumi. Bilamana bulan mengelilingi bumi, air laut secara harfiah "ditarik" ke atas karena gaya tarik gravitasi bulan.
Dalam Gambar 6 (a) permukaan laut tercantum sebagai garis, terputus‑putus: permukaan laut di titik A ditarik ke arah bulan sehingga mencapai titik A. Dalarn situasi demikian, laut pada titik A berada dalam keadaan pasang. Pada saat bersamaan, laut pada titik B di bumi mengalami keadaan surut.
Kira‑kira enam jam kemudian, terjadi situasi yang sebaliknya, sebagaimana tampak pada Gambar 6 (b). Dalam keadaan ini, di mana bulan telah mengelilingi seperempat bumi, situasl pada titik A mengalami surut, sedangkan laut pada titik B mengalami keadaan pasang. Beda tinggi antara permukaan laut pasang dan surut dapat mencapai 5 sampai 6 meter atau lebih, bahkan ada tempat tempat yang melampaui 10 meter.







Pemanfaatan energi potensial yang terkandung dalarn perbedaan ‑ pasang dan surut lautan antara. lain dapat dilakukan demikian. Misalkan suatu teluk yang agak cekung dan dalam. Teluk ini "ditutup" dengan sebuah bendungan sehingga terbentuk suatu waduk.
Pada waktu laut pasang, maka permukaan air laut tinggi, mendekati ujung atas bendungan, sebagaimana terlihat pada Gambar 7 (a). Waduk "diisi" dengan air dari laut, dengan mengalirkannya melalui sebuah turbin air. Dengan sendirinya turbin ini digabung dengan sebuah generator, sehingga pada proses "pengisian" waduk dari laut, generator turbin yang berputar itu akan menghasilkan energi laut. Hal ini dapat dilakukan hingga tinggi permukaan air dalarn waduk akan sama tingginya dengan tinggi permukaan laut. Pada situasi laut surut, sebagaimana terlihat pada Gambar 7 (b) terjadi hal sebaliknya. Waduk dikosongkan. Dengan sendirinya air mengalir lagi melalui generator turbin, yang kini juga. akan menghasilkan energi listrik.
 
                  


Gambar 7  skema Bendungan dan Waduk pasang Surut



D  Energi  Benda Angkasa

1. ENERGI SURYA LANGSUNG

Dalam pelaksanaan pemanfaatannya, dapat dibedakan tiga cara. Cara pertarna adalah prinsip pernanasan langsung. Dalam hal ini sinar‑sinar matahari memanasi langsung benda yang akan dipanaskan, atau memanasi secara langsung medium, misalnya air, yang akan dipanaskan. Air panas itu, nanti akan dipakai misalnya untak mandi. Cara kedua adalah, bahwa yang dipanaskan adalah juga air, akan tetapi panas yang terkandung dalam air itu, akan dikonversikan menjadi energi listrik, misalnya. Sedangkan cara ketiga adalah cara fotovoltaik. Dengan cara ini maka energi sinar matahari langsung dikonversikan menjadi energi listrik.

Pemanasan Langsung
Pemanfaatan energi surya oleh manusia secara langsung dalam bentuk pemanasan, telah lama dikenal. Menjemur pakaian adalah contoh yang terlihat sehari‑hari di rumah‑rumah tangga biasa. Pembuatan ikan kering dan membuat garam dari laut merupakan contoh‑contoh lain dalam bidang perindustrian. Dengan cara pemanasan langsung ini suhu yang akan diperoleh tidak akan melampaui 100 'C.


Efektivitas pemanfaatan energi surya dengan cara pernanfaatan langsung dapat ditingkatkan bila mempergunakan pengumpul‑pengumpul panas, yang biasa disebut kolektor. Sinar‑sinar matahari dikonsentrasikan dengan kolektor ini pada satu tempat, sehingga diperoleh suatu suhu  yang lebih tinggi. Dalam Gambar 8 terlihat beberapa kolektor dari berbagai bentuk.
Sistern‑sistern pemanasan secara langsung ini mempunyai efisiensi dari sekitar 30‑40% Pada saat ini penggunaannya adalah terbanyak untuk pernanasan air kolarn dan air untuk mandi.






2       Konversi Energi Fotovoltaik

Energi radiasi surya dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan mempergunakan lapisan‑lapisan tipis dari silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya. Pada saat ini silikon merupakan bahan yang terbanyak dipakai. Silikon merupakan pula suatu unsur yang banyak terdapat di alam. Untuk keperluan pemakaian sebagai semikonduktor
Sel‑sel silikon itu kemudian dipasang dalam sebuah panel, yang terdiri atas sebuah bingkai aluminiurn atau baja tahan karat. Sel‑sel itu diberi masing‑masing sambungan listrik, dan keseluruhannya dilindungi oleh lapisan kaca atau plastik. Gambar 9  memperlihatkan bentuk sebuah panel berukuran 105 x 23 cm,  Panel ini juga sering disebut modul.  Besamya arus listrik, atau tenaga listrik yang diperoleb, tergantung antara lain dari jumlah energi cahaya yang mencapai sel‑sel silikon ini, dan tergantung juga dari luas permukaan sel‑sel itu.

             


E  Energi Angin

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Perahu‑perahu layar menggunakan energi ini untuk melewati perairan sudah lama sekali. Diternukan kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung di Persia pada Abad ke‑7. Sungguhpun bentuk kincir‑kincir angin ini berlainan dengan kincir‑kincir angin Eropa, kincir‑kincir angin Persia itu merupakan asal‑muasal kipas angin Eropa. Kincir angin di Negeri Belanda yang dipakai untuk menggerakkan pompa irigasi dan untuk menggiling tepung hingga kini masih tersohor, walaupun pada saat ini hanya berfungsi sebagai objek pariwisata. Akan tetapi, dalam rangka mencari bentuk‑bentuk surnber energi yang bersih dan terbarukan kembali energi angin mendapat perhatian yang besar.
Penggunaan tenaga angin diperkirakan dapat dilakukan untuk keperluan‑keperluan seperti:
a. Menggerakkan pompa air untuk irigasi; tambak ikan/udang
b. Menggiling padi untuk memperoleh beras
c. menggergaji kayu
d. mernbangkitkan tenaga listrik.

Untuk pemanfaatan kincir angin bagi pernbangkitan tenaga listrik skala kecil, diperlukan sebuah pengatur tegangan, oleh karena kecepatan angin yang berubah‑ubah, sehingga tegangan juga berubah. Diperlukan sebuah baterai untuk menyimpan energi, karena sering terjadi angin tidak bertiup. Gambar 10  memperlihatkan skema sebuah kipas angin bagi pembangkit listrik yang kecil.

Gambar .11  memperlihatkan secara skematis sebuah rumah, yang mendapatkan energi yang diperlukan dari matahari dan angin.  Kolektor energi surya menyediakan air panas (A) , sedangkan kincir angin dan generator menyediakan tenaga listrik (B). Sebuah baterai diperlukan.

Gambar 11,  Rumah Mandiri Energi Memanfaatkan Energi Surya dan Energi Angin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar